Rabu, 20 Februari 2013

Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap VOC pada abad 18

A. Perlawanan sebelum tahun 1800
Ditandai dengan perang/perlawanan langsung
terhadap kekuasaan bangsa barat, dan juga
ditandai dengan persaingan antara kerajaan
– kerajaan Nusantara dalam memperebutkan
hegemoni di kawasan tersebut.
Dalam persaingan tersebut kerajaan –
kerajaan di Nusantara sering melibatkan
bangsa barat untuk membantu mengalahkan
pesaingnya. Kondisi inilah yang menyebabkan
kegagalan dalam mengusir bangsa – bangsa
barat dari nusantara.
Bentuk – bentuk perlawanan rakyat
Indonesia :
1. Perlawanan Rakyat Maluku
Upaya rakyat Ternate yang dipimpin Sultan
Hairun maupun Sultan Baabulah(1575), sejak
kedatangan bangsa Portugis pada 1512 tidak
berhasil, penyebabnya adalah tidak ada kerja
sama antara kerajaan Ternate, Tidore, dan
Nuku. Kekuatan Portugis hanya dapat diusir
oleh kekuatan bangsa Belanda yang lebih kuat.
2. Perlawanan Rakyat Demak
Perlawanan ini dipimpin oleh Adipati Unus
terhadap Portugis di Malaka. Serangan
pasukan Adipati Unus dilakukan dua kali (1512
& 1513) mengalami kegagalan. Pada saat yang
sama, penguasa kerajaan Pajajaran melakukan
kerja sama dengan Portugis, setelah mendapat
ancaman dari kekuatan Islam di pesisir utara
pulau Jawa, yaitu Cirebon dan Banten.
3. Pelawanan Rakyat Mataram
Sultan Agung yang memiliki cita – cita
mempersatukan pulau Jawa, berusaha
mengalahkan VOC di Batavia. Penyerangan
yang dilakukan pada 1628 & 1629 mengalami
kegagalan, karena selain persiapan pasukannya
yang belum matang, juga tidak mampu
membuat blok perlawanan bersama kerajaan
lainnya.
4. Perlawanan Rakyat Banten
Setelah Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat
putranya yang bergelar Sultan Haji sebagai
Sultan Banten, Belanda ikut campur dalam
urusan Banten dengan mendekati Sultan Haji.
Sultan Agung yang sangat anti VOC, segera
menarik kembali tahta putranya. Putranya
yang tidak terima, segera meminta bantuan
VOC di Batavia untuk membantu
mengembalikan tahtanya, akhirnya dengan
bantuan VOC, dia memperoleh tahtanya
kembali dengan imbalan menyerahkan sebagian
wilayah Banten kepada VOC.
5. Perlawanan Rakyat Makasar
Konflik antara Sultan Hasanuddin dari Makasar
dan Arupalaka dari Bone, memberi jalan bagi
Belanda untuk menguasai kerajaan –
kerajaan Sulawesi tersebut. Untuk
memperkuat kedudukannya di Sulawesi, Sultan
Hasanuddin menduduki Sumbawa, sehingga
jalur perdagangan Nusantara bagian timur
dapat dikuasai. Hal ini dianggap oleh Belanda
sebagai penghalang dalam perdagangan.
Pertempuran antara Sultan Hasnuddin dengan
Belanda yang dipimpin Cornelis Speelman
selalu dapat dihalau pasukan Sultan
Hasanuddin. Lalu Belanda meminta bantuan
Arupalaka yang menyebabkan Makasar jatuh
ke tangan Belanda, dan Sultan Hasanuddin
harus menandatangani perjanjian Bongaya
pada 1667, yang berisi :
a. Sultan Hasanuddin harus memberikan
kebebasan kepada VOC berdagang di Makasar
dan Maluku.
b. VOC memegang monopoli perdagangan di
Indonesia bagian timur, dengan pusat Makasar.
c. Wilayah kerajaan Bone yang diserang dan
diduduki Sultan Hasanuddin dikembalikan
kepada Arupalaka, dan dia diangkat menjadi
Raja Bone.
6. Pemberontakan Untung Surapati (1686 –
1706)
Untung Surapati bersekutu dengan Sunan
Amangkurat II untuk melawan VOC. Untuk
meredam pemberontakan Untung Surapati, VOC
mengutus Kapten Tack ke Mataram, namun
gagal. Sunan Amangkurat II berterima kasih
kepada Untung Surapati dengan memberikan
daerah Pasuruan dan menetapkannya menjadi
Bupati di sana dengan gelar Adipati
Wiranegara. Pada 1803 Sunan Amangkurat II
meninggal dan digantikan oleh putranya yang
bergelar Sunan Amangkurat III, pamannya yang
bernama Pangeran Puger menginginkan tahta
raja di Mataram. Dia kemudian bersekutu
dengan VOC, dan kemudian membuat perjanjian
dengan VOC, dengan menyerahkan sebagian
wilayah kekuasaan Mataram. Pada 1705
Pangeran Puger dinobatkan menjadi Sunan
Mataram dengan gelar Sunan Pakubuwana I,
setelah itu dimulailah peperangan antara
Sunan Pakubuwana I dengan Untung Surapati
yang dibantu Sunan Amangkurat III. Pada 1706,
VOC berhasil melumpuhkan Untung Surapati di
Kartasura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar